"Catatannya pasti terkait dengan kondisi dunia saat ini, bagaimana dunia sudah semakin multipolar (mempunyai lebih dari satu kutub), kemudian orientasi masing-masing negara pasti akan disesuaikan dengan kepentingan nasionalnya," ucap Ganjar di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa malam (26/12).
Catatan pertama terkait orientasi politik luar negeri Indonesia yang menganut prinsip bebas-aktif.
Terutama terkait gagasan untuk mengadaptasi kepentingan nasional di dalamnya sesuai dengan perubahan seperti kondisi bonus demografi 2045 dan lainnya di sektor energi, pangan, dan perkembangan dunia digital.
"Maka, kita mesti memilah dan memilih," ucap mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Pertimbangan untuk memilah dan memilih itu adalah relasi-relasi dengan bangsa lain yang mesti didorong, lanjut Ganjar, termasuk dengan aktivitas politik bebas dan aktif Indonesia di dalam menciptakan perdamaian dunia.
Kedua, bagaimana gagasan mengenai pertahanan negara untuk mengadaptasi kepentingan nasional di dalamnya. Seperti konflik di Laut Natuna Utara dan perbatasan lainnya dengan dunia yang ada di sekitar wilayah Indonesia.
Kemudian soal aktivitas Indonesia untuk menghadapi kondisi perang di beberapa negara yang belum selesai.
Ketiga, bagaimana pengoptimalan hubungan luar negeri dengan negara-negara anggota ASEAN bisa mengadaptasi kepentingan-kepentingan nasional di sektor pangan, energi, dan termasuk pertahanan.
"Saya kira itu yang akan menjadi isu besok," tutupnya.
BERITA TERKAIT: