Ternyata, dukungan untuk Gibran usai debat kemarin juga berasal dari partisan partai politik di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM). Antara lain, sebanyak 44,4 persen pemilih PDIP menaruh pilihan kepada Gibran.
“Sementara yang mengunggulkan Mahfud berada di angka 42,8 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi, saat memaparkan hasil surveinya yang bertajuk “Peta Elektoral Pasca-Debat Capres dan Cawapres” secara virtual, Selasa (26/12).
Hal serupa juga berlaku untuk pemilih Nasdem, partai yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Menurut Burhanuddin, sebanyak 45,1 persen lebih mengunggulkan Gibran usai debat cawapres kemarin.
Sementara dukungan untuk Muhaimin berkisar 26,3 persen.
“Ada juga 19,1 persen yang mengunggulkan Mahfud usai debat cawapres kemarin,” ujar Gurubesar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Di sisi lain, ketika Indikator Politik menanyakan kepada publik ihwal siapa yang tampil paling baik dalam debat bertema ekonomi, anggaran, fiskal, dan perkotaan tersebut, mayoritas publik menilai Gibran sebagai sosok yang paling menonjol ketimbang Mahfud MD atau Muhaimin Iskandar.
Temuan IPI, sebanyak 56,2 persen masyarakat menilai Gibran berhasil mengalahkan Mahfud dan Muhaimin dalam panggung debat. Sementara Muhaimin meraih 12,3 persen dan Mahfud 24,2 persen.
Survei Indikator Politik Indonesia ini digelar pada 23-24 Desember 2023, dengan menggunakan metodologi kombinasi Random Digit Dialling (RDD) dan Double Sampling (DD) yang melibatkan 1217 responden.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan Margin of Error (MoE) 2,9 persen.
BERITA TERKAIT: