Fakta itu terungkap dari hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia (IPI) bertajuk “Peta Elektoral Pasca-Debat Capres dan Cawapres”, dirilis hari ini secara daring, Selasa (26/12).
“PDIP 19,1 persen, Gerindra 18,2 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi.
DI urutan ketiga ada Partai Golkar, dengan elektabilitas 9,3 persen, disusul PKB 7,8 persen dan Partai Nasdem 6,2 persen, di urutan kelima.
“Posisi keenam PKS 6 persen, PAN 4,5 persen, Demokrat 4,4 persen, PPP 2,8 persen, dan PSI 2,4 persen,” rincinya.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menambahkan, tren pilihan terhadap PDIP sempat mengalami penurunan pada April 2023, karena gagalnya Piala Dunia U-20.
“Kemudian recovery, terutama setelah mendeklarasikan Ganjar sebagai Capres,“ tambah Burhanuddin.
Berbeda dengan Gerindra, sejak tahun lalu tren selalu naik, ditengarai karena kebanyakan orang suka dengan sosok Prabowo Subianto dan efek Presiden Jokowi yang dekat dengan ketua umum partai itu.
“Mungkin karena Pak Jokowi di mata responden makin mesra dengan Prabowo dan Gerindra,” katanya.
Survei IPI digelar pada medio 23-24 Desember 2023, menggunakan metodologi kombinasi random digit dialling (RDD) dan double sampling (DD), melibatkan 1.217 responden.
Survei IPI ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error (MoE) 2,9 persen.
BERITA TERKAIT: