Terkait fenomena dukungan berbagai kalangan di Magelang ini, dosen Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah menyatakan bahwa setelah “Jokowi Effect” kini mulai dirasakan “Gibran Effect”.
“Dulu Jokowi
effect sangat terasa pada pemilu 2014 dan 2019. Pada Pemilu 2024 ini, kita mulai merasakan adanya Gibran
effect yang mulai terasa bergerak mendukung Prabowo di daerah Jawa Tengah,” ujar Insan kepada media, Rabu (8/11).
Menurut Insan, potensi Gibran
effect ini dapat semakin besar. Bukan tidak mungkin pasangan Prabowo-Gibran untuk menang di Jawa Tengah (Jateng).
“Gibran effect yang saat ini baru permulaan, seiring dengan kampanye yang lebih massif bukan tidak mungkin apabila Gibran
effect dapat membawa suara Jawa Tengah dimenangkan oleh Prabowo-Gibran’, pungkas insan.
Baru-baru ini, bertempat di rumah keluarga Cokrosumarmo, Desa Klopo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, dengan mengambil tema: "Gerakan Kebangkitan Seni, Budaya dan Keselamatan Lingkungan" turut hadir berbagai tokoh masyarakat, relawan, pengusaha hingga simpatisan dari berbagai lintas partai koalisi pendukung.
Di antaranya, KH. Abdullah Faqih Ketua Umum Relawan Satria Nusantara Indonesia (SNI), beserta Sekretaris Jenderal Eko Hadi Prasetyo, Ketua Tim Aksi Politik (TAP) Kabupaten Magelang Kolonel TNI (Purn) Eman Suherman, Ketua Laskar Komunitas Hijau Nusantara Muhammad Yunus, Ketua Pandawa 08 Gus Imam, Serka (Purn) Sudjiarto, Ketua Pro Jokowi (Projo) Kabupaten Magelang Sriyanto Ahmad, Ketua Relawan Garuda 08 Kota Magelang Bambang W Mardiyono (Dion) mewakili Ketua TAP kota Magelang, Ketua Relawan Srikandi 08 Kota Magelang Dyah Suhartini, dan Heri Syaefudin.
Keluarga Cokrosumarmo sekaligus pelaku seni budaya, Heri Syaefudin menyampaikan, bahwa keluarga besarnya tegas mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 mendatang.
"Selain itu, di rumah ini, kami persilahkan untuk dijadikan Posko Relawan tanpa kami minta sewa. Kami semua ikhlas demi kesuksesan dan kemenangan Prabowo-Gibran," ujar Heri dalam keterangan tertulis di Magelang, Rabu (8/11).
Pembacaan ikrar dan deklarasi disampaikan oleh Muhammad Yunus dari Pimpinan Laskar Komunitas Hijau Nusantara didampingi para pimpinan kelompok relawan.
"Di sini, di teras rumah Cokrosumarmo yang berisi semangat perjuangan, rumah perjuangan Hizbullah beserta para relawan lainya menyatakan sikap dan menyikapi situasi politik nasional pada saat ini,” kata Yunus.
Dalam isi deklarasi tersebut, mereka mengkritik elite politik yang menghambat pergerakan kaum muda dalam mengisi kemerdekaan. Mereka juga menyerukan untuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi setiap insan generasi muda untuk berpartisipasi dalam membangun negeri.
“Generasi muda sebagai pemilik masa depan berhak dan berkewajiban melanjutkan pembangunan demi mewujudkan kecintaannya kepada bangsa dan negara,” tegas dia.
Oleh sebab itu, pihaknya memberikan Gibran Rakabuming Raka sebagai gerbang peralihan dari generasi tua ke generasi muda untuk menyongsong masa depan Indonesia Emas 2045.
Acara ini digagas oleh mantan aktivis 98 dari Universitas Indonesia, Murni Khuarizmi. Dia bersama-sama dengan Heri Syaefuddin dari Komunitas Joglo Nusantara menggerakkan acara ini karena kagum dan menaruh harapan positif terhadap semangat para generasi muda yang memiliki semangat patriotik.
“Generasi muda era Gibran tidak mengalami konstelasi politik 98 dan segala hal yang dihasilkan oleh proses politik reformasi 98. Mereka rata-rata masih belum dewasa pada saat kejadian tersebut. Hal ini yang membuat generasi muda ini bebas dari memori yang menyeramkan saat itu, mereka (generasi muda) masih bersih, rapi tanpa beban sejarah dan memiliki semangat patriotik untuk bangsa,” ujar Murni Khuarizmi.
Acara ditutup dengan doa dan penandatanganan banner sebagai wujud dukungan sepenuh hati oleh para relawan.
BERITA TERKAIT: