Mahfud menuturkan, dirinya sowan ke Maruf Amin lantaran Presiden Joko Widodo sedang tugas negara ke China sehingga dia tidak bisa bertemu langsung untuk meminta izin maju menjadi cawapres Ganjar Pranowo.
"Saya ketemu Pak Maruf Amin tadi jam setengah tujuh. Kenapa? Saya mestinya ke presiden dulu kan. Begitu diberi tahu kemarin (jadi bacawapres), mestinya saya ke presiden. Karena presiden di luar negeri saya ke wapres dulu," terang Mahfud di kantornya, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (18/10).
Mahfud menuturkan, dirinya meminta izin kepada atasannya tersebut untuk menjadi cawapres. Terlebih, Maruf Amin merupakan satu aliran dengan Nahdlatul Ulama sehingga Mahfud lebih leluasa meminta izin.
"Kalau Pak Maruf Amin karena sedang di sini saya pamit, karena sesama satu perahu, sesama NU," ujarnya.
Mahfud mengaku telah berbicara banyak dengan Maruf Amin. Salah satunya tentang ketatanegaraan dan memohon restu untuk melanjutkan perjuangan Maruf Amin lima tahun ke depan.
"Jadi saya bilang, Pak Kiai, saya ingin meneruskan perjuangan
ahlu sunawa jamaah di bidang ketatanegaraan, fiqih politik bagi Indonesia yang selama ini sudah dirintis dan dibangun para ulama kita lima tahun terakhir dilakukan kiai Maruf Amin, berikutnya saya akan lanjutkan mudah-mudahan," tuturnya.
Kemudian, kata Mahfud, Maruf Amin memberikan nasihat kepadanya untuk berhati-hati selama menjabat sebagai kepala pemerintahan.
"Ya dia memberi nasihat, hati-hati, memerintah itu tidak mudah, tantangannya banyak. Tapi, dia mendoakan sebagai sesama warga NU, kata Kiai Maruf Amin jaga marwah NU dan hamdalah saya sudah ketemu beliau. Kalau presiden kan enggak ada," tutupnya.
BERITA TERKAIT: