“Bagi saya ini awal datangnya bencana moral. Rakyat Indonesia bukan orang bodoh yang tak bisa membaca peristiwa. Rakyat punya kecerdasan ‘membaca; yang tersembunyi di balik semua itu,” tuturnya menceritakan suasana hati, sebagaimana pesan yang diterima pada Senin (16/10).
Butet tidak ingin legasi Jokowi sebagai 'role model' pemimpin yang baik akan rontok. Pasalnya, sejak 1998 Butet cs telah berjuang untuk lahirnya seorang presiden yang pantas dijadikan contoh, role-model, barometer, dan tauladan, yang bisa dimiliki bangsa Indonesia sepanjang sejarahnya.
“Sekarang kami sudah memiliki, yaitu
njenengan. Tinggal setahun lagi
njenengan bekerja seperti kemarin-kemarin, kebanggaan itu akan abadi,” sambungnya.
Butet memastikan dirinya tidak sedang mendikte apalagi menggurui Jokowi. Dia yakin Jokowi punya pemikiran dan insting yang tajam, yang pada akhirnya bisa memberikan yang terbaik. Yaitu, memenuhi harapan kami yang bekerja di ranah kebudayaan.
“Dari tempat kami bekerja, saya hanya bisa mengingatkan selagi kesempatan itu masih ada,” tegasnya.
Kepada Jokowi, Butet mengaku ikhlas membantu selama ini karena alasan kebaikan bersama. Bantuan itu sekadar “ngelingke” atau mengingatkan.
“
Eling sangkan paraning dumadi. Selalu waspada bahwa ‘
melik kuwi nggendong lali’,” lanjutnya.
“Semoga
njenengan dilimpahi kesehatan jiwa-raga, ketajaman pikir dan keluasan imajinasi tak bertepi. Moga-moga mukjizat itu benar-benar terjadi. Semesta akan membimbing.
Nuwun,” tutup Butet.
BERITA TERKAIT: