Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty menjelaskan, kendala keterbatasan akses Silon yang dialami pada tahapan pencalonan anggota legislatif mulai Mei hingga hari ini, diharapkan tidak berulang.
"Komunikasi terus dilakukan oleh bawaslu ke sesama penyelenggara pemilu (dalam hal ini KPU)," ujar Lolly kepada wartawan di Jakarta, Rabu (11/10).
Meski jumla peserta pemilihan presiden (pilpres) tidak sebanyak pemilihan legislatif (pileg), tetapi terdapat prinsip-prinsip administratif yang harus dipastikan Bawaslu.
"Tentu jumlahnya karena tidak terlalu banyak, tidak akan sekompleks pencalonan (legislatif), tidak akan sekompleks verifikasi parpol juga," kata Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI itu.
"Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah soal ketepatan, keabsahan, dan kebenaran dari seluruh proses yang dilakukan KPU, dan Bawaslu penting untuk hadir di situ," tambahnya menegaskan.
Karena itu, Lolly menyampaikan harapannya kepada KPU untuk bisa lebih terbuka kepada Bawaslu terhadap data persyaratan pencalonan presiden dan wakil presiden.
"Sehingga harapan saya, aplikasi yang akan digunakan KPU nanti mudah-mudahan jadi lebih luas, yang bisa dibaca oleh Bawaslu. Kami memang
viewers, akses membaca. Tapi mudah-mudahan di fitur-fiturnya lebih terbuka, sehingga masyarakat bisa dapat informasi calon pemimpin secara komprehensif," tandasnya.
BERITA TERKAIT: