Workshop tersebut diadakan di kampus UIN Ciputat, pada Kamis (5/10). Kegiatan itu diikuti lebih dari 100 peserta dari berbagai elemen mahasiswa kampus ini, merupakan langkah nyata dalam mengawal proses demokrasi yang aman dan nyaman menjelang Pilpres 2024.
“Peradaban perlu dibangun melalui kebenaran bukan pembenaran. Dan kebenaran perlu dicari dengan melakukan verifikasi. Oleh karena itu keterampilan cek fakta menjadi modal penting bagi para calon jurnalis yang akan mengawal kebenaran bagi publik,” ujar Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah, Gun gun Heryanto, dalam keterangan tertulis, Jumat (6/10).
“Mengingat setiap tahun politik kerap banyak konflik terjadi di masyarakat akibat maraknya berita
hoax,” tambahnya.
Dia menambahkan, anak muda yang melek teknologi tentu diharapkan bisa membantu kerja para penggiat anti fitnah dan berita
hoax untuk melawan luapan informasi yang sesat.
Menurut Koordinator wilayah Mafindo, Yuli setiyowati, banjir informasi
hoax setiap waktu tidak bisa dilawan oleh sekelompok orang saja, karena kecepatan informasi
hoax diproduksi tidak sebanding dengan bantahan atas informasi tersebut.
“Butuh kolaborasi semua pihak untuk saling membahu membendung berita hoax tersebar luas,” tuturnya.
Hoax atau berita bohong di Indonesia, jumlahnya terus bertambah. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Tim AIS Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga Mei 2023, sebanyak 11.642 konten
hoax telah diidentifikasi.
Total konten itu terhitung sejak periode Agustus 2018 sampai dengan Mei 2023. Oleh karena itu, literasi mengenai
hoax ini perlu ditingkatkan di berbagai tataran masyarakat.
Sementara itu, Kaprodi Jurnalistik FDIKom, Bintan Humeira, mengungkapkan harapan yang besar melalui kegiatan kolaborasi dengan Mafindo.
“Kami berharap, kegiatan ini dapat melahirkan para penggiat literasi anti
hoax dari mahasiswa sebagai intelektual sekaligus aktivis muda yang sebagian besar adalah pemilih pemula,” ungkapnya.
“Langkah kolaborasi untuk melawan hoax menjadi urgensi di era digital saat ini,” tandas Bintan.
Kelas Cek Fakta ini merupakan gelaran kedua setelah kampanye anti berita hoaks yang digelar UIN-Mafindo. Aktivitas pertama dilakukan saat Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) untuk orientasi mahasiswa baru di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanggal 15 Agustus lalu. Pada saat itu, sebanyak 850 mahasiswa terlibat dalam kegiatan ini.
BERITA TERKAIT: