Pengamat politik Citra Institute, Efriza menganalisa, KPP tidak hanya sekali mewacanakan nama Bacawapres yang akan mendampingi bakal calon presiden (Bacapres) yang diusungnya, melainkan sudah beberapa kali.
"Koalisi Perubahan sekedar mencari sensasi semata. Banyak (tokoh) yang didekati karena punya massa yang cukup banyak," ujar Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (11/8).
Dia menyebutkan, setidaknya ada 3 nama lain yang dikemukakan KPP sebagai Bacawapres Anies, yaitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta yang terakhir ialah Yenny Wahid.
"Bagi ketiga nama itu (Yenny, Khofifah, dan Susi) ditengarai menafsirkan dirinya buat apa diwacanakan saja, tetapi hasil akhir zonk," tuturnya.
Lebih dari itu, Efriza menilai partai yang tergabung dalam KPP tidak kompak dalam mengusahakan salah satu dari 3 nama itu mendampingi Anies di Pilpres 2024 mendatang.
"Itu terlihat dari
statement Khofifah, yang tidak pernah didekati serius oleh Koalisi Perubahan. Maupun Susi yang menyatakan dia tak punya modal politik," urai dosen ilmu pemerintahan tersebut.
Kemudian, yang paling baru adalah pernyataan Yenny Wahid yang menampik pernyataan Wasekjen DPP Demokrat Jansen Sitindaon. Yenny jelas akan menolak jika ingin dipinang oleh Koalisi Perubahan, bahkan menjagokan Ketua DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal cawapres Anies.
"Dan terakhir pernyataan gamblang Yenny Wahid yang malah mendukung AHY," tandasnya.
BERITA TERKAIT: