Pasalnya pada Pemilu 2019, Golkar mendapat 85 kursi dan PAN 44 kursi. Jika digabung, keduanya sudah mempunyai 129 kursi, lebih dari syarat minimal 115 kursi. Maka, membentuk poros koalisi keempat menjadi sebuah keniscayaan.
"Sekarang tergantung kesepakatan kedua partai ini untuk bikin poros keempat atau tidak. Termasuk soal siapa capres dan cawapresnya yang akan mereka usung," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (28/7).
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu menegaskan, sesuai dengan Munas Partai Golkar memutuskan Airlangga Hartarto sebagai capres. Sementara PAN harga mati menyodorkan Menteri badan usaha milik negara (BUMN) Erick thohir.
Dengan demikian, jika poros keempat benar-benar terwujud maka besar kemungkinan Airlangga Hartarto akan diusung menjadi Capres dan Erick Thohir sebagai pendampingnya.
"Di luar itu, sulit rasa-rasanya ada nama lain," ungkap Adi Prayitno.
Golkar, PAN dan PPP saat ini telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun belakangan PPP memutuskan mendukung Ganjar Pranowo yang notabene bakal Capres PDIP.
BERITA TERKAIT: