Demikian pandangan pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (24/7).
Menurut Jamiluddin, Ahok mantan narapidana penistaan agama. Kalau Ahok dipaksakan menjadi Dirut Pertamina tentu reputasi dan kredibilitas perusahaan plat merah itu akan jatuh.
"Hal itu tentunya akan merugikan Pertamina. Sebagai perusahaan besar akan jatuh reputasi dan kredibilitasnya hanya karena ceroboh memilih dirutnya," demikian kata Jamiluddin.
Dikatakan Jamiluddin, memilih Ahok menjadi Dirut akan lebih banyak negatifnya bagi Pertamina. Hal itu akan menjadi beban bagi Pertamina ke depan.
Faktor kedua, kapasitas Ahok untuk menjadi Dirut Pertamina sangat diragukan. Hal itu dapat dilihat dari kinerjanya selama menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Atas dasar itu, Ahok dinilai tak layak menjadi Dirut Pertamina. Lebih baik mempertahankan Dirut saat ini daripada memaksakan Ahok yang tak jelas prestasinya.
Tiga, kalau Ahok menjadi Dirut Pertamina, akan terjadi gelombang penolakan. Sebagian masyarakat pastinya tidak akan menerima Ahok jadi Dirut.
"Kalau hal itu terjadi, situasi di Pertamina tidak akan kondusif. Hal itu akan mempengaruhi kinerja Pertamina ke depan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: