Menurut Kordinator Forum Aktivis '98, Muhammad Ikhyar Velayati, gagasan dalam pertemuan kedua tokoh tersebut yang mengangkat isu persatuan nasional dalam menghadapi dinamika politik global sangat bagus dan memberikan pencerahan sekaligus pendidikan politik bagi rakyat Indonesia
"Ya baguslah pertemuan tersebut, selama ini pertemuan elite dan tokoh politik isinya hanya cipika cipiki, drama, basa basi politik, tidak ada program dan solusi kebangsaan yang dihasilkan," ujar Ikhyar menanggapi pertemuan Budiman Sujatmiko dengan Prabowo, di Medan, diwartakan
Kantor Berita RMOLSumut, Sabtu (22/7).
"Tapi pertemuan Prabowo dan Budiman mencerahkan dan memberikan pendidikan politik bagi rakyat karena bicara tentang posisi Indonesia di tengah geo politik global dan gagasan persatuan Nasional sebagai solusi kebangkitan Indonesia, ini luar biasa," sambungnya.
Ikhyar menambahkan, pertemuan kedua tokoh tersebut sejatinya bicara bagaimana mengimplementasikan program Trisakti Sukarno di tengah tekanan dan dikte negara maju terhadap Indonesia
"Inti pembahasan kedua tokoh tersebut sebenarnya bicara bagaimana mengimplementasikan program Trisakti Sukarno yaitu berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan di tengah tekanan dan dikte dari negara maju khususnya UE dan AS terhadap produk kita sawit dan nikel yang sangat laku di pasar dunia, maka solusinya adalah persatuan nasional. Persatuan nasional bukan hanya antara sesama kaum nasionalis tetapi juga dengan kekuatan nasionalis relejius," tutur Ikhyar.
Mantan Ketua Relawan Jokowi Jaringan Amar Maruf Sumut ini juga sependapat dengan Budiman bahwa Prabowo bisa menyatukan kelompok nasionalis religius dan kekuatan religius yang nasionalis
"Dilihat dari background-nya dan ide-idenya, Prabowo adalah seorang nasionalis yang dekat dengan berbagai kalangan dan spektrum kekuatan politik yang ada di Indonesia. Beliau dekat dengan kekuatan Islam, familiar dengan aktivis Pro Demokrasi, dan diapresiasi oleh kalangan akademisi dan teknokrat. Beliau satu satunya figur setelah Jokowi yang bisa menyatukan semua kekuatan dan spektrum politik yang ada di Indonesia untuk bangkit melawan dominasi kapitalisme internasional," beber Ikhyar.
Ikhyar melanjutkan, gagasan Persatuan Nasional harus disebarluaskan ke seluruh masyarakat Indonesia dan di bentuk secara konkret.
"Persatuan Nasional itu kebutuhan objektif bangsa kita saat ini, makanya gagasan tersebut harus segera disebarluaskan dan distrukturkan dalam bentuk Front Nasional di tingkat teritorial maupun sektoral, mulai dari Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga tingkat kampung dan lingkungan. Jika Front Nasional terwujud dari nasional hingga lingkungan, maka program Trisakti yang ingin di wujudkan Prabowo di terima oleh rakyat Indonesia," usul Ikhyar.
Saat ditanya siapa yang cocok sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo dalam mewujudkan Persatuan Nasional dan Trisakti tersebut, Ikhyar menyatakan, tentunya orang yang paham konsep Trisakti dan diterima oleh berbagai kalangan.
"Bisa Erick Thohir, beliau masih muda, salah satu Menteri yang dianggap berhasil dan punya jaringan nasional maupun internasional. Bisa juga Cak Imin Ketum PKB yang juga mantan aktivis Pro Demokrasi dan didukung oleh kalangan pesantren dan para Kiai. Dan tentu saja Budiman Sudjatmiko sangat layak. Selain punya jejak rekam konsisten dan komitmen terhadap demokratisasi, gagasan dan idenya selalu selangkah lebih maju dari tokoh kebanyakan," demikian Ikhyar.
BERITA TERKAIT: