Kedatangan Muhadjir disambut meriah oleh para siswa yang mengenakan pakaian ala Soekarno kecil dengan bawahan batik dan jas putih, lengkap dengan dasi kupu-kupu hitam.
Muhadjir mengelilingi sejumlah ruang kelas sekolah yang dulu pernah digunakan oleh Sang Proklamator. Dia melihat dengan seksama detail ruangan dan papan tulis yang masih terjaga hingga sekarang. Pada zaman Bung Karno kecil sekolah ini disebut sekolah Ongko Loro.
Muhadjir berdialog dengan para siswa. Ia menanyakan cita-cita para siswa seraya menyemangati serta mendoakan mereka untuk dapat meneladani kebesaran Bung Karno.
Berkaitan dengan rencana pembangunan Galeri Sukarno, Muhadjir sangat mendukung. Hal itu merupakan cita-cita yang mulia dan harus didukung karena dapat menjadi
legacy bahwa di Mojokerto memiliki sejarah yang besar pada waktu Bung Karno masih kecil.
“Upaya rekonstruksi bangunan ini akan terangkai dengan jejak-jejak Bung Karno di tempat lain, seperti ketika Sukarno bersekolah di Surabaya hingga waktu berada di Bandung dan Blitar,” kata Muhadjir seperti dikutip redaksi, Rabu (21/6).
Pada saat bonus demografi 2045 terjadi, Indonesia memiliki sebanyak 70 persen masyarakat yang berusia produktif. Mereka akan bersaing dalam hal berkemampuan dari negara-negara lain di dunia.
Apabila gagal mempersiapkan diri untuk mengahadapi era persaingan tersebut, maka bangsa Indonesia dikhawatirkan akan berada dalam keterpurukan.
BERITA TERKAIT: