Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga berpendapat, bubarkan KPP bisa terjadi bila Nasdem, Demokrat, dan PKS tetap tidak sepakat pendamping Anies Baswedan. Sebab, sampai saat ini tiga partai ini tampaknya tetap berharap pendamping Anies dari partainya.
"Nasdem menginginkan Khofifah sebagai pendamping Anies. Demokrat mencalonkan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sementara PKS ingin menjadikan kadernya Aher sebagai cawapres,"demikian kata Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (11/6).
Analisa Jamiluddin, belum sepakatnya ketiga partai itu dalam menentukan cawapres Anies karena perolehan kursi tiga partai itu pada Pileg 2019 relatif seimbang. Dampak politiknya, tiga partai itu merasa sama-sama punya hak untuk menjadikan kandidatnya sebagai pendampung Anies.
Padahal, jelas Jamiluddin, realitas kekuatan tiga partai itu belakangan ini mulai berubah. Indikatornya, dapat dilihat dari elektabilitas ketiga partai itu yang dirilis Lembaga Survei yang kredibel. Elektabilitas Partai Demokrat lebih tinggi daripada Nasdem dan PKS.
Lebih lanjut, Jamiluddin melihat, dari aspek elektabilitas, elektabilitas AHY lebih tinggi ketimbang Khofifah dan Aher.
"Jadi, dilihat dari dua sisi itu, masuk akal kalau Demokrat menginginkan AHY yang menjadi pendamping Anies. Logika politik tentu membenarkan hal itu,"pungkas Jamiluddin.
BERITA TERKAIT: