Pengamat politik Citra Institute, Efriza menilai, gagasan PDIP tersebut seperti menampar muka Ganjar, karena setelah menjabat dua periode belum juga menyelesaikan masalah kemiskinan di Jateng.
“Jika gagasan itu sebagai cambuk buat Ganjar, maka akan menjadi bumerang karena di Jawa Tengah saja ia terbukti tidak berdaya,” ujar Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (10/6).
Dosen ilmu pemerintahan Universitas Sutomo ini menjelaskan, selama sembilan tahun menjabat Gubernur Jateng, Ganjar masih menyisakan 1,97 juta jiwa masuk kategori kemiskinan ekstrem.
Selain itu, ia mencatat kemiskinan ekstrem di Jateng pada tahun 2022 meliputi 19 daerah di Jawa Tengah.
“Ini bumerang bagi Ganjar, sebab target PDIP itu tidak realistis. Ia sebagai kepala daerah saja masih gagal mengurusi daerahnya yakni Jawa Tengah,” tuturnya.
Maka dari itu, Efriza menyimpulkan maksud PDIP menyampaikan ke publik soal gagasan pengenatasan kemiskinan itu adalah untuk membuka borok Ganjar.
“Ini menunjukkan isi hasil Rakernas PDIP ketiga itu niatnya baik, ingin mengentaskan kemiskinan. Tapi, malah membuka aib Ganjar,” demikian Efriza menambahkan.
BERITA TERKAIT: