Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (26/5).
"Cawapres 2024 ini tidak akan muncul nama baru, kecuali nama-nama yang sudah ada," sebut Ujang Komarudin.
Analis politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia itu menjelaskan, kehadiran cawapres akan mempengaruhi kemenangan dalam pilpres. Oleh karena itu, kemunculan nama baru saat ini dipandang sebagai sesuatu yang sulit terjadi.
Ada hitung-hitungan politik yang membuat hanya nama-nama yang sudah diketahui publik saja yang muncul sebagai cawapres.
Menurut Ujang, ketika Jokowi mengambil Maruf Amin sebagai wakil presiden, saat itu posisinya sebagai petahana dan membutuhkan sosok yang bisa menarik simpati kelompok Islam.
"Namun situasi hari ini berbeda dengan 2019. Di mana kandidat Bacapres dianggap memiliki kekuatan yang merata. Maka kebutuhan cawapres yang muncul hari ini yang sudah beredar (di survei)," tandas Ujang.
BERITA TERKAIT: