Menurut pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, AHY lebih berpeluang besar mendampingi Anies Baswedan. Sebab elektabilitas AHY cukup tinggi dibandingkan dua nama tersebut.
“Kalau dilihat elektabilitas tiga kandidat itu, tampaknya AHY lebih berpeluang menjadi cawapresnya Anies. Hal itu setidaknya bila dilihat dari elektabilitas tiga kandidat itu yang dirilis dua lembaga survei,” kata Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (25/5).
Hasil survei Indikator Politik Indonesia memperlihatkan, hanya ada nama AHY dan Khofifah di posisi bakal cawapres. Hanya saja elektabilitas AHY lebih tinggi, yaitu 7,5 persen daripada Khofifah yang meraih 5,7 persen.
Sementara hasil survei Litbang Kompas, hanya memunculkan nama AHY dengan elektabilitas 4,1 persen. Nama Khofifah dan Aher justru tidak muncul.
“Jadi, dilihat dari elektabilitas tiga kandidat itu, seharusnya AHY yang paling layak menjadi cawapresnya Anies. AHY akan berkontribusi menambah pundi-pundi suara untuk membantu Anies memenangkan Pilpres,” paparnya.
Sementara Khòfifah, meskipun dapat menambah suara, namun kontribusinya akan lebih kecil bila dibandingkan dengan AHY. Karena itu, peluang Khofifah mendampingi Anies tentu lebih kecil.
“Khusus Aher, peluangnya mendampingi Anies tampaknya lebih tertutup. Sebab, elektabilitasnya sama sekali belum muncul,” ujarnya.
“Peluang itu tentunya hanya berlaku bila tren elektabilitas AHY, Khofifah, dan Aher sebagaimana dirilis Indikator Politik Indonesia dan Litbang Kompas,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: