Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam Rapat Paripurna yang dipimpin Ketua DPR RI, Puan Maharani, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (19/5).
“Untuk mendukung kebijakan fiskal yang tetap ekspansif, terarah, dan terukur dalam rangka percepatan transformasi ekonomi, defisit direncanakan berkisar 2,16 persen hingga 2,64 persen dari PDB (produk domestik bruto),” ujar Sri Mulyani.
Ia menjelaskan, dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2024, upaya untuk mendorong pembiayaan yang pruden, kreatif, inovatif, dan berkesinambungan ditempuh dengan meminimalisir utang.
“Antara lain dengan mengendalikan rasio utang dalam batas manageable di kisaran 38,07 persen hingga 38,97 persen dari PDB,” katanya.
Oleh karena itu, Sri Mulyani meyakini, langkah kebijakan pembiayaan yang disusun untuk tahun 2024, salah satunya dapat mendukung kebijakan fiskal yang ekspansif, terarah, dan terukur untuk mendukung transformasi ekonomi.
“Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk mendorong pembiayaan yang inovatif, pruden, dan berkesinambungan ,” klaimnya.
BERITA TERKAIT: