Permintaan itu disampaikan Mantan Ketua Umum MUI M. Din Syamsuddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu.
“Kepada Polri harus mampu menangkap pelakunya dan mengungkap siapa dalang yang bermain di balik layar,†ujar Din Syamsuddin.
Meskipun, Din menyayangkan pelaku penembakan tersebut tidak dapat diinterogasi karena meninggal atau dianggap gila.
“Kok orang-orang gila bisa beramai-ramai merusak tempat ibadat ya?†cetusnya.
Mantan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat ini menduga, pelaku penembakan di kantor tempat berkumpulnya para alim ulama se-Indonesia itu sudah terpapar Islamofobia. Pasalnya, tindakan menyasar kantor lembaga (MUI).
Hal itu, menurut Din, akan mudah dipahami sebagai bermotif kebencian terhadap MUI atau Islam.
“Maka jelas Islamofobia itu ada dan nyata,†tuturnya.
Namun begitu, Din menyebut tindakan berupa penyerangan atau perusakan terhadap masjid/musala atau tokoh Islam seperti yang terjadi di beberapa tempat terakhir ini dapat dipersepsikan sebagai tindakan sistematis dan tendensius.
Sebab, kejadian serupa pernah terjadi berentetan jelang Pemilu atau Pilpres 2019, tapi tidak pernah ada pengungkapan yang jelas.
“Waktu itu, Mabes Polri hanya menyatakan pelakunya ada orang-orang gila,†kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.
Din menambahkan, kejadian-kejadian seperti itu mengingatkan peristiwa berdarah pada tahun 1965 silam. Kala itu sering terjadi perusakan masjid dan musala, serta penyerangan terhadap ulama dan zuama.
“Seperti masa itu, kita pun sekarang merasa
living years dangerously atau hidup pada tahun-tahun bahaya,†tandasnya.
BERITA TERKAIT: