Fenomena ini tak hanya terjadi di kalangan elite parpol yang berada di tingkat pusat. Namun juga merambah kader-kader parpol yang ada di daerah.
Kondisi ini, menurut mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, sebagai sikap atau perilaku yang tuna nilai.
"Jika ada politisi suka pindah partai maka perlu dicermati. Perilaku politisi demikian bukanlah teladan negarawan. Apalagi jika kepindahan itu bermotif kekuasaan semata maka menunjukkan perilaku politik tuna nilai," kata Din Syamsuddin, sapaan akrabnya, melalui keterangannya yang dikutip Redaksi, Minggu (30/4).
Tak hanya menyoroti politisi yang lompat partai, Din Syamsuddin juga mengkritisi parpol yang menampung mereka.
"Dan, partai penerima bagaikan penadah
ujrah (materi) daripada pengharap
ajrun (immateri). Sungguh merupakan pelajaran buruk bagi generasi bangsa," imbuhnya.
"Rakyat cukup cerdas dengan tidak akan memilihnya," demikian Din Syamsuddin.
BERITA TERKAIT: