Demikian disampaikan Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (28/4).
"PPP kembali akan ngekor dan mengikuti komando pak Jokowi," kata sosok yang akrab disapa Hensat ini.
Menurut Founder Lembaga Survei Kedai Kopi itu, keputusan PPP kembali bergantung dengan Jokowi cukup mengagetkan. PPP seolah
mengesampingkan hasil elektoral mereka pada 2014 dan 2019 lalu.
"Selama dua kali pemilu bersama (gerbong) pemerintah, membuat Partai ini hampir saja tidak lolos Threshold. Kemarin hanya 4 sekian persen bahkan sedikit sekali kursi yang mereka dapatkan di DPR . Nampaknya ini idak dipertimbangkan," ungkap Hensat.
Pemilu 2019, suara PPP menciut. Penyebabnya PPP dinilai tidak aspiratif terhadap para kader dan pemilihnya.
Hal yang sama sepertinya akan terulang di Pemilu 2024. Alasannya karena PPP kembali tidak aspiratif terhadap konstituennya yang lebih cenderung mendukung Anies Baswedan.
BERITA TERKAIT: