Workshop ini digelar Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama
International Fund For Agricultural Development (IFAD).
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan, dalam pertemuan ini dibahas strategi peningkatan dan komitmen para pelaksana program, dari tingkat pusat hingga daerah, serta sosialisasi desain baru Program Tekad pascaevaluasi paruh waktu.
“Hasil mid term review harus menghasilkan desain, struktur, dan tatan baru program Tekad. Dengan demikian program ini benar-benar terimplementasikan dengan baik agar berhasil secara optimal,†ujar Gus Halim, sapaan karibnya, saat membuka Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad di Denpasar, Bali, Rabu (13/4).
Gus Halim menegaskan, dia akan mengawal secara langsung program Tekad hingga level implementasi di lapangan. Menurutnya, program tersebut sangat penting bagi akselerasi kesejahteraan warga desa di Indonesia Timur.
“Kalau sekadar berhasil saja tidak menarik bagi saya. Tapi harus berhasil secara maksimal karena ini semua demi keluarga bangsa kita utamanya yang ada di Papua NTT, Maluku dan Maluku Utara,†katanya.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, Program Tekad merupakan salah satu instrumen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dana desa dalam menurunkan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan kualitas sumber daya manusia, serta menekan tingginya kesenjangan.
Maka dari itu, kata Gus Halim lagi, Program Tekad benar-benar memberikan dampak nyata bagi kelompok sasaran.
“Dan satu hal yang selalu saya tekankan harus ada yang diterima warga desa beban anggaran yang kita alokasikan harus banyak yang dibelanjakan untuk warga,†pungkasnya.
BERITA TERKAIT: