Salah satu alasannya, FIFA turut menyinggung tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Oktober 2022 lalu. FIFA meminta Indonesia untuk fokus menangani masalah atau kasus yang merenggut ratusan nyawa manusia itu.
Founder Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio, menilai pernyataan resmi FIFA tersebut menjadi pukulan telak bagi pemerintah Indonesia dalam menyikapi tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan korban jiwa, terutama aparat penegak hukum.
“Disorotnya tragedi Kanjuruhan itu justru merupakan pukulan penting buat penegakan hukum di Indoensia,†kata pria yang akrab disapa Hensat itu kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu Kamis (30/3).
Menurut Hensat, dunia internasional sangat konsen dan tidak main-main menyoroti penyelesaian hukum tragedi Kanjuruhan.
“Karena dunia internasional menyoroti penanganan hukum untuk tragedi Kanjuruhan,†kata Hensat.
Sebelumnya, federasi sepakbola dunia FIFA secara resmi menghapus Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang diselenggarakan tahun ini. Pengganti Indonesia akan diumumkan dalam waktu dekat.
Keputusan itu diambil FIFA setelah menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar. Selain mencoret Indonesia, FIFA juga bakal memberikan sanksi untuk Indonesia.
“FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023. Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal turnamen saat ini tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya,†begitu yang disampaikan dalam situs resmi FIFA, Rabu malam (29/3).
BERITA TERKAIT: