Begitu dikatakan Ketua Umum PP Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma. Dia meminta semua pihak untuk berpikir bijak dalam menyikapi situasi kedatangan Israel saat Indonesia menjadi Piala Dunia U-20.
Dikatakan Stefanus, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2019, melalui proses bidding oleh FIFA. Di mana, saat itu Indonesia belum tahu siapa negara-negara peserta yang akan lolos.
"Sedangkan Israel dan negara-negara lain mengikuti kompetisi sesuai aturan FIFA, sampai akhirnya diputuskan 24 negara lolos dari 6 konfederasi," ujar Stefanus dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3).
Stefanus menjelaskan, sebagai tuan rumah, nama baik Indonesia akan dipertaruhkan. Tentu, suksesnya penyelenggaraan akan berdampak signifikan bagi Indonesia di mata dunia.
"Geliat ekonomi dalam negeri, UMKM dan sektor lainnya selama perhelatan Piala Dunia U-20 juga menjadi target yang dikejar oleh pemerintah," katanya.
Sebenarnya, sambungnya, keterlibatan Israel di berbagai event internasional yang digelar di Indonesia sudah terjadi beberapa kali.
Tahun 2015 pemain bulu tangkis Misha Zilberman juga pernah tampil di Kejuaraan Dunia BWF yang digelar di Istora Senayan. Selanjutnya, pada 24-26 September 2022, atlet panjat tebing Israel Yuval Shemla juga pernah berlaga di Piala Dunia panjat tebing yang digelar di Jakarta.
"Artinya konteks Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan event internasional, selama ini tetap tidak mengubah sikap kita terkait praktek imperialisme dan dukungan moril kita pada Palestina," tuturnya.
"Justru dengan keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah nantinya akan semakin memperkuat pengaruh Indonesia untuk mengkampanyekan perdamaian dunia," demikian Stefanus.
BERITA TERKAIT: