Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, dikumpulkannya influencer atau buzzer dianggap terdapat maksud dari Sri Mulyani agar tidak menyerangnya.
"Padahal kasus Rafael Alun Trisambodo itu jelas. Kalau influencer yang dikumpulkan itu tidak serang Sri Mulyani, berarti mereka dapat diredam," ujar Muslim kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/3).
Koordinator Indonesia Bersih ini menilai, jika Sri Mulyani benar dalam mengelola Kemenkeu, maka tidak penting mengumpulkan influencer.
"Kan nggak lucu kalau Sri Mulyani yang konon sebagai Menkeu terbaik tapi ciut nyalinya dalam kasus Rafael ini. Berarti kasus itu bikin dia kedodoran sehingga lakukan itu. Bisa jadi Sri Mulyani panik ya," kata Muslim.
Muslim menilai, ketika seseorang hanyut dalam sebuah persoalan, maka dipastikan akan menggunakan berbagai cara untuk bertahan agar tidak tenggelam.
"Kan kacau juga Menkeu yang dianggap jago dari zaman SBY sampai sekarang sudah puluhan tahun jabat kok begitu ya?" pungkas Muslim.
BERITA TERKAIT: