Jurubicara Presiden Gus Dur, Adhie M. Massardi mengurai bahwa kondisi tersebut saat ini sedang dirasakan di Indonesia. Di mana para pejabat negara justru sedang ramai-ramai memperlebar jarak sosial mereka dengan rakyat. Tidak tanggung-tanggung, semua hasil kekayaan bahkan dipertontonkan ke publik tanpa
tedeng aling-aling.
“Suka bohong, doyan korupsi, hobi pamer kemewahan hasil jarahan, tetap merasa benar walau kejahatannya sudah diungkap publik,†urai Adhie Massardi tentang ciri gejala
state of decadence, saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (12/3).
Mirisnya lagi, kata Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) itu, pejabat publik justru makin terang-terangan melanggar hukum. Tidak sedikit bahkan yang menyelewengkan wewenang jabatan yang dimiliki, seperti pejabat Ditjen Pajak yang diduga memiliki harta tidak wajar dari hasil kongkalikong pajak, hingga petinggi Polri yang dengan tega membunuh ajudannya sendiri.
Di satu sisi, rakyat semakin jauh dari kata diayomi dan disejahterakan. Rakyat hanya bisa menangis karena moral pemimpin yang sudah merosot tajam.
“Aparat hukum ramai-ramai langgar hukum. Rakyat nangis darah,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: