Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Wijayanto dalam diskusi publik bertajuk “Menangkal Ujaran Kebencian Dalam Pemilu 2024â€, yang dilaksanakan secara daring, Kamis (2/3).
Sosok yang kerap disapa Wija ini menjelaskan, belakangan ada satu platform medsos yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia. Ia memprediksi, aplikasi ini bakal menjadi wadah perang peserta pemilu dalam menarik perhatian hingga simpati pemilih.
Namun salah satu titik kerawanannya, menurut Wija adalah terkait dengan penyebaran hoax dan
hate speech yang berupa politik identitas.
“Jadi saya melihat Tiktok ini sangat potensial menjadi platform penyebaran hoax dan politik identitas itu berlangsung,†ujar Wija.
Salah satu sebab Tiktok menjadi wadah yang akan digunakan untuk menyebarkan hoax hingga
hate speech politik identitas, kata Wija adalah karena Tiktok sangat populer dan meningkat penggunanya.
“Karena bentuknya yang video singkat itu membuat dia jadi sangat atraktif dan penggunanya banyak. Dan Menurut saya sangat potensial,†katanya.
Lebih dari itu, dampak ikutan dari pemanfaatan Tiktok untuk penyebaran hoax dan atau
hate speech politik identitas akan terjadi.
“Apalagi jika nanti memang pemilu itu hanya diikuti oleh 2 pasangan calon, tidak 3 atau 4 pasang,†demikian Wija menambahkan.
BERITA TERKAIT: