"Awak kapal sudah ambil ancang-ancang mau cari selamat, anak buah berpikir mau lompat ke kapal berikutnya demi kepentingan politik yang memboncengi. Hal itu lumrah saja terjadi," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (1/3).
Sialnya, para pengambil kebijakan di pemerintahan sibuk mengamankan posisi masing-masing di lingkaran penguasa. Sementara rakyat yang memilih para penguasa ini dibiarkan sengsara.
"Rakyat hanya dijadikan kayu bakar politik ketika dibutuhkan saja, misalnya jelang pemilu. Selebihnya, nanti dulu. Rakyat kecil akan selalu menjadi korban politik penguasa yang dipilih oleh rakyat itu sendiri," tegas Silaen.
Di sisi lain, Silaen menyoroti sikap Presiden Joko Widodo yang kerap marah-marah kepada anak buah karena dianggap tidak mampu bekerja menjalankan visi misi kepala negara.
"Apakah cukup dengan marah-marah lalu keadaan Indonesia menjadi lebih baik? Atau, ini menandakan ketidakmampuan seorang pemimpin untuk mengatur jajarannya? Hanya tuhan yang tahu," tutupnya.
BERITA TERKAIT: