"Kemungkinan besar Nasdem tidak akan menggagalkan komitmen mendorong Anies sebagai capres, apalagi menggagalkan pembentukan Koalisi Perubahan. Ini menyangkut harga diri dan martabat Surya Paloh," ujar pengamat politik Citra Institute, Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (3/2).
Menurut Efriza, pertemuan teranyar yang dilakukan Surya Paloh dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (1/2) menunjukkan adanya kebuntuan komunikasi terkait dengan isu reshuffle.
"Di Koalisi Perubahan sudah terjadi kesepakatan mengusung Anies Baswedan untuk menjadi capres. Tetapi belum ada kesepakatan
win-win solution dari pertemuan Surya Paloh dan Presiden Jokowi sebelumnya terkait reshuffle," tuturnya.
Maka dari itu, Efriza memandang pertemuan Surya Paloh dengan Airlangga, serta kunjungan sejumlah elite Nasdem ke Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra-PKB pada pekan lalu bukan perihal ajakan berkoalisi, tetapi lebih pada menyelamatkan kursi menteri.
"Diduga Nasdem ingin tetap loyal mendukung pemerintah, tetapi di Pilpres 2024 berseberangan dengan maunya Presiden Jokowi. Di sisi lain, Presiden Jokowi menerima Nasdem tetap di pemerintahan namun komposisinya dikurangi," demikian Efriza menambahkan.
BERITA TERKAIT: