"Boleh mimpi untuk dapat peluang. Tapi tahu dirilah. Sehebat apapun anda, tanpa 20 persen itu tidak bisa nyalon (Cagub). Paling banter, kalau dia mau, ya lari ke nomor dua (Cawagub)," kata pengamat politik, Amir Hamzah, kepada wartawan, Kamis (2/2).
"Artinya, peluang Zaki paling banter jadi nomor dua. Itupun kalau dia lihai mendapatkan mitra koalisi pendukung," sambungnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJakarta.
Lanjut Amir, UU Pilkada mengatur bahwa partai politik atau gabungan parpol dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPRD.
Dengan demikian, Golkar dengan 6 kursi di DPRD DKI Jakarta harus mencari mitra koalisi agar pencalonan Ahmed Zaki sebagai Cagub DKI pada Pemilu 2024 berjalan mulus.
"Akhirnya untuk mendapatkan peluang itu, harus ada syarat yang harus dipenuhi, yakni 20 persen hasil pemilu. Golkar di DKI Jakarta hanya 6 kursi. Kalaupun misalnya PKS dan Gerindra mau, masa mau jadi wakilnya dia. Masih banyak fraksi yang punya suara lebih tinggi dari Golkar," jelas Amir.
Bahkan, sehebat apapun kinerja Ahmed Zaki sebagai Bupati Tangerang tidak akan menjadi modal jika syarat pencalonan untuk Pilkada DKI nanti tidak terpenuhi.
Bupati Tangerang yang juga Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar, memastikan diri siap untuk menjadi kontestan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 2024 nanti.
"Iya (siap jadi calon gubernur). Sesuai amanat Musda Partai Golkar DKI Jakarta yang mengusulkan nama saya sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta," kata Zaki dalam pesan singkatnya, Rabu (1/2).
Zaki mengaku telah melakukan komunikasi politik dengan calon-calon partai politik lain yang akan berkoalisi dengan Golkar untuk menghadapi Pilkada Serentak 2024.
Untuk saat ini Zaki akan fokus dulu menghadapi Pemilihan Legislatif agar banyak kader Golkar menduduki kursi di DPRD DKI Jakarta.
BERITA TERKAIT: