"Ketika saya dipilih warga Surabaya, saya wakafkan diri saya untuk warga Surabaya. Jadi, saya tidak pernah berpikir pindah dari Surabaya.
Mangkane masio mlebu bursa gubernur, bah bursa opo iku, aku lahir dan dadi walikota nang Suroboyo (Mangkanya meskipun masuk bursa gubernur, terserah bursa apa saja, aku lahir dan jadi walikota di Surabaya), jadi aku untuk orang Surabaya," tegas Eri dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (19/1).
Eri menyebut, ketimbang memikirkan hasil survei itu, dia lebih memprioritaskan penanganan persoalan kemiskinan di Surabaya.
"Hari ini masih ada 219 ribu yang masih dalam keluarga miskin. Ada sekitar 300 ribu warga pra miskin, itu jadi tanggungjawab saya," terangnya.
Sementara, ditanya soal langkah pada 2024 mendatang, politikus PDI Perjuangan ini mengaku, ingin tetap maju di ajang pilwali.
"InsyaAllah pilwali, enggak pindah-pindah
gawe wong suroboyo (untuk warga Surabaya)," pungkasnya.
Berdasarkan hasil survei pada 1-10 Januari 2023 di 31 kecamatan se-Kota Surabaya perolehan elektabilitas Eri mencapai 17,0 persen.
Perolehan itu menempatkan namanya berada di peringkat ketiga, di bawah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan 33,5 persen dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dengan 18,8 persen.
BERITA TERKAIT: