Para aktivis ini membahas masalah demokrasi dengan tema besar “Menolak Lupa Pertahankan Demokrasi†dalam rangka memperingati 49 tahun tragedi Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) 1974 sekaligus HUT ke-23 Indemo (Indonesia Democracy Monitor).
Pentolan Aktivis Malari Hariman Siregar dalam sambutannya mengungkapkan kenapa mengakar tema besar tersebut dalam peringatan Malari tahun ini. Sebab, akhir-akhir ini ada upaya pihak-pihak tertentu untuk melanggengkan kekuasaan.
“Kita pilih menolak lupa dan pertahankan demokrasi karena akhir-akhir ini ada beberapa isu, kok tiba-tiba ada orang yang pikirannya mau tiga periode? Mau tunda Pemilu? Mau perpanjang masa jabatan?†tegas Hariman.
Terlebih, kata Hariman, wacana-wacana yang berkembang tersebut tidak memiliki dasar serta legitimasi yang kuat. Sebab, dalam UUD sangat jelas bahwa kekuasaan itu dibatasi karena bisa menimbulkan potensi korupsi dan menyimpang.
Turut hadir aktivis pro demokrasi hingga ekonom senior antara lain Rizal Ramli, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Iwan Sumule, Ratna Sarumpaet, Bursah Zarnubi. Kemudian, hadir pula Politikus PDIP sekaligus Aktivis ‘98 Masinton Pasaribu, hingga Effendy Simbolon.
BERITA TERKAIT: