Begitu analisa yang disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana) Samuel F. Silaen pada pidato Megawati dalam HUT ke-15 PDIP soal hak prerogatif yang dia miliki berdasarkan hasil Kongres di Bali.
"Pidato politik Megawati Soekarnoputri itu menepis anggapan orang bahwa PDIP itu dapat ditekan oleh tangan-tangan tertentu yang mencoba masuk wilayah prerogatif ketua umum," ujar Samuel Silaen kepada wartawan, Rabu (11/1).
Bagi Samuel, tentu pidato Megawati itu tidak membuat semua akdernya senang. Terutama, yang ingin membuka ruang dialog untuk mencari jalan maju sebagai calon presiden.
"Bagi yang tidak setuju pastinya akan sewot dan murung, sebab merasa seperti tidak ada ruang atau pintu masuk untuk mengajak ketua umum berdiskusi soal capres dan cawapres 2024," terangnya.
Samuel meyakini, Megawati sebetulnya sudah memiliki nama calon presiden yang dia pilih. Hanya saja, moementum untuk mengumumkan yang masih dicari.
"Megawati sudah ada mengantongi nama capres, tapi karena masih terlalu dini untuk segera diumumkan, sebab waktu masih cukup untuk melihat situasi dan perkembangan politik yang sangat dinamis," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: