Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PM Palestina: Tak Perlu Jadi Mediator, Indonesia Cukup Jadi Teman yang Solid

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Rabu, 26 Oktober 2022, 07:59 WIB
PM Palestina: Tak Perlu Jadi Mediator, Indonesia Cukup Jadi Teman yang Solid
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta pada Selasa (25/10)/RMOL
rmol news logo Hubungan diplomatik Indonesia dan Palestina telah terjalin erat selama 33 tahun. Keduanya selalu saling mendukung bahkan sejak Indonesia baru saja memperoleh kemerdekaan.

Untuk memperkuat hubungan tersebut, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh secara langsung mengunjungi Indonesia pada Senin (24/10) dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk pertama kalinya sejak ia menjabat pada 2019 lalu.

Konflik Palestina dan Israel yang tak kunjung berakhir mendorong negara itu untuk terus berupaya memperoleh banyak dukungan dan pengakuan internasional untuk kemerdekaan wilayah dan kebebasan mereka dari okupasi Tel Aviv.

Menurut Shtayyeh, sejauh ini telah banyak pihak yang berupaya maksimal untuk mencari jalan keluar yang terbaik dan mengakhiri konflik puluhan tahun dengan Israel tersebut.

"Eropa menengahi antara kami dan Israel untuk waktu yang lama. Amerika Serikat menengahi antara kami dan Israel sejak tahun 1991, Norwegia telah menengahi sejak tahun 1993," ungkapnya dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta pada Selasa (25/10).

Namun Shtayyeh mengatakan, mediasi bukan menjadi soalan penting, yang terpenting adalah bagaimana cara agar Israel dapat segera menghentikan ketegangan militernya dengan Palestina.

"Masalah ini bukan tentang mediasi, masalah ini tentang Israel dengan semua keteganganya untuk segera mengakhiri pendudukan," tegasnya.

Untuk itu, apa yang Shtayyeh inginkan dari Indonesia saat ini, bukanlah untuk menjadi mediator bagi Palestina, melainkan cukup dengan terus berpihak dan mendukung negaranya dalam memperoleh kemerdekaanya.

"Saya yakin bahwa Indonesia berdiri kokoh untuk hak Palestina. Apa yang kita butuhkan dari Indonesia bukan untuk mediator, ini tidak akan menjadi mediator. (Yang kami ingin) Indonesia berpihak pada Palestina, Indonesia berpihak pada perdamaian dan keadilan bagi Palestina dan semua orang," jelasnya.

Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Shtayyeh merundingkan banyak hal termasuk penegasan kembali komitmen negara dan penandatangan sejumlah kerjasama perdagangan, bantuan kemanusiaan hingga pembangunan.

"Dalam kunjungan kami, kami telah membicarakan sejumlah masalah. Termasuk Penandatanganan MoU perdagangan dan kami sangat bersyukur bahwa indonesia akan mengizinkan sejumlah produk Palestina masuk ke pasar Indonesia. Termasuk minyak zaitun dan kurma dimana produk itu sangat terkenal dari Palestina," ujarnya.

Tak hanya itu, Indonesia juga telah menandatangani MoU untuk pembangunan otoritas obat dan makanan di Palestina, serta tengah membangun rumah sakit yang baru untuk rakyat di sana. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA