Adalah Ketua Komisi IV DPR RI Sudin yang mengungkapkan bahwa plakat itu bukan dari IRRI. Hal ini, disampaikan dia saat menggelar rapat kerja bersama Kementerian Pertanian.
"Berapa nilainya (pembuatan plakat)? Saya kasih tau nilainya Rp 8 juta, jadi plakat itu bukan dari IRRI (tapi) dari Kementerian Pertanian," kata Sudin dalam rapat, Rabu (31/8).
Pernyataan Sudin ini pun disambut rasa heran Managing Director Political Economy and Policy Studies, Anthony Budiawan. Pasalnya, plakat penghargaan IRRI diberikan kepada Indonesia atas Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi.
"Jadi, bagaimana harus mengartikannya: palsu atau asli? Semoga penghargaannya asli," cuit Anthony di akun Twitter pribadinya.
Pertanyaan itu, katanya, wajar ditanyakan. Dia menjabarkan data statistik bahwa pada 2019-2021 Indonesia masih melakukan impor beras atau belum swasembada.
"Indonesia 2019-2021 masih impor beras masing-masing 444.508,8 ton, 356.286,2 ton dan 407.741,4 ton," terangnya.
"Apakah ini artinya swasembada? Kalau iya, maka, artinya, Indonesia sudah sejak 2004 swasembada, tapi penghargaannya baru sekarang?" tandasnya.
BERITA TERKAIT: