Prediksi tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (25/8).
Adi menjelaskan, Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh adalah salah satu tandanya.
"Janjian ketemu semacam ini langkah maju dari ketegangan yang selama ini terjadi. Tak mungkin bisa bertemu jika
chemestry-nya masih tegang," ujar Adi.
Dosen ilmu politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini melihat, kedua partai ini ingin meredam gejolak liar publik yang selalu menghadap-hadapkan PDIP dengan Nasdem.
"Jangankan dengan NasDem, dengan Gerindra yang jelas rival utama dua kali pilpres PDIP masih bisa memaafkan, saling berangkulan," tuturnya.
Pencermatan Adi, PDIP yang dipimpin oleh Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri memiliki karakateristik yang merangkul semua kalangan.
"Politik PDIP itu politik gotong royong. Ke semua partai terbuka kerjasama. Kecuali ke PKS dan Demokrat haram berkoalisi," katanya.
Maka dari itu, Adi menyimpulkan kemungkinan terbentuknya koalisi PDIP-Nasdem cukup besar. Tetapi, hanya satu hal yang akan membuat potensi itu kandas. Utamanya, soal peluang Puan dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Tinggal diuji nanti kalau duet Puan-Anies disetujui kedua partai atau tidak. Karena soal capres dan cawapres bukan persoalan mudah. Rumit dan banyak pertimbangan," demikian Adi.
BERITA TERKAIT: