Mirisnya, stok melimpah terjadi setelah pemerintah menyerahkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan ke produsen. Padahal saat masih disubsidi pemerintah, keberadaan minyak goreng seperti ghaib alias langka.
“Soal minyak goreng yang tidak kunjung membaik ini membuat rakyat seperti berpindah dari satu ironi ke ironi lain," kritik anggota DPD RI, Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/3).
Bagi Fahira, pemerintah seperti tidak berdaya menghadapi produsen minyak goreng. Sebab berbagai kebijakan pemerintah tidak punya daya tekan kuat untuk membuat harga minyak goreng stabil.
Di sisi lain, pemerintah kini hanya mengatur HET minyak goreng curah. Seharusnya, kata Fahira, pemerintah bisa lebih maksimal untuk menghadirkan minyak goreng murah kepada masyarakat karena saat ini hanya fokus kepada minyak curah.
"Harusnya tidak ada lagi keluhan di masyarakat yang masih kesulitan mencari migor curah. Jika pemerintah tak mampu jamin kemerataan pasokan migor curah, maka persoalan migor ini tidak akan pernah selesai,†tandasnya.
BERITA TERKAIT: