Namun demikian, masyarakat tetap perlu mengantisipasi potensi lonjakan ke depan yang akan terjadi pada Natal dan Tahun Baru.
“Oleh karena itu, keseimbangan antara ‘Rem dan Gas’ akan terus dijaga agar momentum pemulihan ekonomi tidak terganggu,†pesan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Tempo Economic Briefing 2022 bertema “Hadapi Bersama Perubahan Iklim dan Strategi Ekonomi Hijau†secara virtual di Jakarta, Selasa (14/12).
Menurutnya, berbagai indikator utama menunjukkan perbaikan di awal Triwulan IV-2021. Aktivitas manufaktur telah kembali ke level ekspansif. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga menunjukkan perbaikan yang signifikan hingga ke level optimis, yakni 118,5.
“Sejalan dengan konsistensi penurunan kasus harian Covid-19 yang diiringi dengan pelonggaran PPKM di berbagai daerah, indikator lainnya diperkirakan juga akan mulai kembali menguat di Triwulan IV-2021,†imbuh Menko Airlangga sebagaimana diberitakan laman ekon.go.id.
Sektor eksternal turu mendukung perbaikan tersebut. Di mana Neraca Pembayaran Indonesia menunjukkan resiliensi cukup baik dengan surplus sebesar 10,7 miliar dolar AS pada Triwulan III-2021.
Surplus ini terdorong dari peningkatan signifikan pada surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut hingga Oktober 2021 atau 18 bulan berturut-turut, hingga akumulasi surplus sepanjang 2021 mencapai 30,8 miliar dolar AS.
Dengan berbagai kondisi yang membaik tersebut, lanjut Menko Airlangga, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh pada Triwulan IV-2021 sebesar lebih dari 5 persen, sehingga secara full year 2021 diperkirakan mencapai 3,5 persen hingga 4 persen. Sementara di 2022 ditargetkan mencapai 5,2 persen.
“Ke depan, pertumbuhan akan sangat bergantung pada pengendalian pandemi, respon kebijakan ekonomi yang tepat, serta penciptaan lapangan kerja, dan kesiapan bertransformasi,†ucap Menko Airlangga.
BERITA TERKAIT: