"Tidak ada tanda-tanda untuk berhenti. Pak Jokowi tidak akan berhenti. Kalau Pak Jokowi terus keras, apapun risikonya ya enggak apa-apa, itu kan satu karakter kepemimpinan. Masing-masing kepemimpinan punya risiko,†ucap ekonom senior Didik J Rachbini dalam diskusi virtual Tanya Jawab Cak Ulung bertema 'Kereta Cepat Jakarta Bandung Salah Koordinat?', Kamis (9/12).
Namun demikian, sikap keras Presiden Joko Widodo ini berbeda dengan kepemimpinan pemerintahan sebelumnya. Prof Didik lantas menyinggung era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Era Presiden SBY, proyek LRT di Jakarta dihentikan lantaran ada hitungan kerugian yang besar untuk negara.
Saat itu pun, jelas Prof Didik, Menkeu Sri Mulyani tegas menolak proyek tersebut. Ketegasan Sri Mulyani berbeda dengan era kini dalam menanggapi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Kalau Pak SBY ditimbang-timbang dulu, lama sekali. Kalau Pak Jokowi langsung saja tabrak. Jadi tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Ini jadi pelajaran bahwa kita dalam memutuskan hal-hal besar tidak boleh sembarangan,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: