Bahkan, dalam demonstrasi di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin kemarin (11/10), para peternak ayam yang ditemui Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, mengaku harga beli di tingkat peternak hanya Rp 5.100/kg.
Sehingga, jika pemerintah tidak segera mengambil langkah taktis, akan ada banyak peternak yang terancam gulung tikar.
"Pemerintah harus hadir membela mereka karena harga telur hasil produksi mereka jatuh di bawah harga yang ditetapkan oleh pemerintah," kata Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, kepada wartawan, Selasa (12/10).
Keadaan ini, lanjut Anwar, semakin bertambah parah karena harga jagung sebagai bahan pokok pakan ternak justru naik.
"Para peternak benar-benar sangat terpukul dan dirugikan, karena sudahlah biaya produksi mereka naik, harga jual mereka juga turun. Sehingga para peternak benar-benar terpukul dan akan terancam bangkrut," terangnya.
Ditambahkan Anwar, kondisi turunnya harga telur ayam itu juga tidak lepas dari ketidakpatuhan pengusaha besar yang kapasitas budidayanya melebihi aturan pemerintah. Akibatnya, pasokan telur melebihi angka permintaan pasar.
"Para pengusaha besar semestinya hanya boleh ikut melakukan budi daya sebanyak dua persen, sementara faktanya secara nasional sudah mencapai 15 persen. Jadi hal ini tentu jelas sudah melebihi porsi yang ditentukan oleh pemerintah," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: