Kemenkes Berdalih Dugaan Kebocoran Data Pengguna e-HAC Aplikasi Lama, Tuding dari Mitra

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Selasa, 31 Agustus 2021, 17:46 WIB
Kemenkes Berdalih Dugaan Kebocoran Data Pengguna e-HAC Aplikasi Lama, Tuding dari Mitra
Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, Anas Maruf/Repro
rmol news logo Kementerian Kesehatan RI angkat suara mengenai dugaan kebocoran data pengguna aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) yang sempat menjadi salah satu persyaratan wajib diisi masyarakat sebelum bepergian di dalam maupun luar negeri.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, Anas Maruf memastikan, dugaan kebocoran data 1,3 juta pengguna merupakan versi lama bernama eHAC Indonesia di Google Play Store. Kebocoran ini tidak terjadi pada aplikasi versi baru yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.

"Kebocoran data terjadi di aplikasi e-HAC lama, yang sudah tidak digunakan lagi sejak 2 Juli 2021," ujar Anas dalam konferensi pers daring, Selasa (31/8).

Kemenkes sendiri kini telah menggunakan e-HACyang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi. Hal itu sebagaimana surat edaran Menteri Kemenkes nomor HK.02.01/MENKES/847/2021 tentang Digitalisasi Dokumen Kesehatan bagi Pengguna Transportasi Udara yang Terintegrasi dengan Aplikasi PeduliLindungi.

Kini, server e-HAC yang diintegrasikan dalam aplikasi PeduliLindungi pun berbeda. Ia menegaskan, aplikasi e-HAC versi lama belum berada di pusat data nasional.

"Sehingga, dugaan kebocoran data di aplikasi e-HAC yang lama kemungkinan diakibatkan adanya dugaan kebocoran di pihak mitra," lanjut Anas.

Sementara untuk e-HAC yang digunakan saat ini dijamin aman karena servernya sudah berada di pusat data nasional seperti halnya PeduliLindungi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA