Kondisi ini dinilai miris sebab di satu sisi rakyat masih berjuang untuk keluar dari jerat sebaran Covid-19 yang mulai berevolusi dan terus melumpuhkan ekonomi mereka.
“Miris. Pilpres masih lama, rakyat sedang susah dan Covid-19 masih mengancam, tapi kepala-kepala daerah yang mau jadi presiden, sudah aktif pencitraan,†ujar Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Selasa (15/6).
Padahal, sindir Iwan Sumule, para kepala daerah yang pencitraan itu belum tentu mendapat kendaraan menuju pilpres. Sekalipun saat ini mereka merupakan petugas partai tertentu, tapi belum ada garansi mereka akan diusung untuk dijadikan capres.
“Iya, kalau ada partai yang mau usung dan calonkan. Kalau tidak bagaimana?†tuturnya.
Untuk itu, Iwan Sumule meminta kepala daerah melupakan pencitraan-pencitraan yang kadang penuh kemunafikan. Lebih baik, energi dan kerja-kerja difokuskan untuk menunaikan janji kampanye. Minimal apa yang dikerjakan bisa membantu rakyat yang kesusahan karena corona.
“Mestinya, tunaikan janji-janji kampanye dan berjuang agar rakyat makmur,†demikian Iwan Sumule.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: