Positivity Rate Jatim Di Angka 6 Persen, Khofifah: Alhamdulillah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Senin, 15 Maret 2021, 03:22 WIB
Positivity Rate Jatim Di Angka 6 Persen, Khofifah: Alhamdulillah
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa/Net
rmol news logo Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui tim Satgas Covid-19 terus memonitor positivity rate di Jatim.

Positivity rate menjadi penting karena menunjukkan apakah testing di Jatim sudah memenuhi standar dan kasus-kasus yang tersembunyi di masyarakat bisa ditemukan dengan baik.

Per minggu ini, berdasarkan aplikasi Bersatu Lawan Covid-19, kasus diperiksa di Jatim dalam satu minggu sudah mencapai 45.045, angka ini sudah di atas standar WHO yakni 1 tes tiap 1.000 penduduk per minggu atau setara dengan 40.479 tes PCR/minggu. Dengan demikian, target testing PCR di Jatim sudah tercapai 111 persen dari standar WHO.

Sementara itu, dari 45 ribu kasus tersebut ditemukan kasus positif per minggu jumlahnya 2.694, artinya positivity rate  sudah mencapai angka 6 persen. Sedangkan standar dari WHO positivity rate yang ideal adalah 5 persen.

Sebagai catatan, sebelum pemberlakuan PPKM maupun PPKM Mikro positivity rate di Jatim berada di angka 20 persen.

"Alhamdulillah per minggu ini, positivity rate di Jatim mencapai 6 persen. Ini merupakan prestasi dan kerja keras serta kerja sama semua elemen yang sangat baik," ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Grahadi, Surabaya, Minggu (14/3).

"Kita memang selalu memantau angka positivity rate di Jatim, untuk memonitor sejauh mana testing yang dilakukan dan kasus positif yang sudah ditemukan," lanjutnya seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Khofifah menambahkan, penurunan kasus maupun positivity rate tersebut juga diikuti dengan penurunan BOR atau keterisian rumah sakit. Di mana saat ini BOR isolasi sudah turun dari 79 persen di awal PPKM menjadi 33 persen untuk isolasi biasa dan ICU dari 72 persen menjadi 52 persen.

"Prestasi ini juga merupakan berkat gotong royong dan peran semua pihak termasuk TNI/Polri, Tomas, tenaga medis, pemkab/kota, Toga, dan seluruh masyarakat di Jatim. Hal ini juga menunjukkan bahwa pelaksanaan PPKM Mikro telah cukup membantu dan berada di jalur yang benar," jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, hal ini tentunya merupakan salah satu hal yang patut dibanggakan namun perlu diwaspadai. Apalagi, sebelumnya Jatim juga pernah mencapai positivity rate hanya 7 persen di bulan Oktober, namun setelah libur panjang positivity rate tersebut kembali naik menjadi 19 persen.

Untuk itu, harapannya ini menjadi catatan dan bisa menjadi motivasi untuk masyarakat, pemerintah provinsi maupun aparat untuk terus konsisten mengawal penurunan kasus di Jawa Timur. Termasuk dengan tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan.

"Pencapaian ini merupakan prestasi, namun seluruh masyarakat harus tetap waspada dan konsisten menerapkan protokol kesehatan. Terus memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan hanya keluar rumah untuk urusan yang penting," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA