Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Survei LPMM: 61,8 Persen Masyarakat Merasakan Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Memburuk Setahun Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Kamis, 11 Februari 2021, 20:06 WIB
Survei LPMM: 61,8 Persen Masyarakat Merasakan Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Memburuk Setahun Covid-19
Ilustrasi laju perekonomian yang lemah/Net
rmol news logo Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM) mendapati respon dari publik yang merasakan ekonomi rumah tangganya memburuk selama masa setahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Direktur Eksekutif LPMM, Daniel Zafnat Paneah mengatakan, pihaknya melakukan survei via telpon kepada 1.324 masyarakat berumur 17 tahun ke atas yang tersebar di 420 kabupaten/kota di Indonesia.

"Hasil temuan survei  menunjukkan kondisi ekonomi rumah tangga saat ini lebih buruk selama satu tahun penyebaran Covid-19," ucap Daniel dalam jumpa pers virtual, Kamis (11/2).

Dari 1.324 responden, Daniel menyebutkan ada 52,6 persen masyarakat yang menjawab lebih buruk ekonomi rumah tangganya, dan 9,2 persen jauh lebih buruk. Sehingga jika di total yang merasakan ekonominya buruk ada 61,8 persen.

Sementara itu, masyarakat yang merasa lebih baik ekonomi rumah tangganya hanya sebanyak 8,6 persen dari total responden 1.324 masyarakat, dan terdapat 29,6 persen mengaku tidak ada perubahan ekonomi.

Dari data ini, Daniel menilai ketidakstabilan kondisi perekonomian akibat pandemi Covid-19 semakin dirasakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya rumah tangga.

"Konsumsi rumah tangga, sebagai penopang utama perekonomian melambat secara signifikan, dimana pada akhirnya memengaruhi kinerja industri dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah”.

Beriringan dengan itu, LPMM juga menemukan sebanyak 38,9 persen responden menyatakan pendapatan menurun atau tidak ada pendapatan karena terjadi PHK atau pemotongan gaji.

"Dan sebanyak 40,7 persen karena penurunan penghasilan dari usaha mandiri atau wiraswasta. Sementara 20,4 persen menyatakan kehilangan pendapatan karena makin minim pekerjaaan serabutan akibat pembatasan mobilitas masyarakat," sambungnya.

"Ini menunjukan bahwa akibat PSBB terjadi kontraksi pendapatan karena adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pengurangan gaji, dan penurunan laba usaha," demikian Daniel.

Survei Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium ini dilakukan mulai tanggal 5-16 Januari 2021, yang memiliki margin of error kurang lebih 2,7 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun surveyor yang melangsungkan survei via telpon dipilih yang sudah terlatih. Karena, survei ini menggunakan metode Home Location Register (HLR). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA