Salah satu nama yang dinilai pantas menggantikan Jenderal Idham Azis sebagai Kapolri adalah sang Wakapolri, Komjen Gatot Eddy Pramono.
Menurut pengamat politik, hukum, dan keamanan, Dr Dewinta Pringgodani, ada sejumlah keuntungan yang bisa didapat Polri bila Komjen Gatot menggantikan Jenderal Idham Azis.
"Wakapolri Gatot Edy calon kuat karena bintang tiga dengan masa kerja masih tiga tahun dan sudah cukup senior," kata Dewinta, Jumat (25/12), dikutip
Kantor Berita RMOLJakarta.
Dewinta menjelaskan, Komjen Gatot relatif bisa diterima banyak pihak. Selain itu, ia tidak ada hubungan dengan faksi-faksi dalam internal Polri saat ini.
Gatot Eddy merupakan lulusan Akpol tahun 1988. Saat ini ia tengah menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) sejak menerima surat telegram rahasia bernomor ST/3330/XII/KEP./2019 tertanggal 20 Desember 2019.
Ia ditunjuk untuk menggantikan Komjen Ari Dono Sukamto yang hendak memasuki masa pensiun.
Gatot yang lahir di Solok, Sumatra Barat tersebut merupakan perwira tinggi Polri yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Ia mengawali karier kepolisiannya sebagai Wakil Kepala Kepolisian Sektor Wlingi Resor Blitar pada 1988. Selain itu, tahun 2012 Komjen Gatot Eddy juga mengemban tugas sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri.
Kemudian sebagai Wakapolda Sulawesi Selatan pada 2016. Kariernya semakin cemerlang, hingga ia diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya. Untuk kemudian didapuk sebagai Wakapolri.
Sejumlah prestasi Komjen Gatot Eddy dalam menangani kasus besar antara lain, menangani kasus pencurian dengan kekerasan lintas provinsi kelompok John Tamba dan kasus pembobolan kartu kredit pada tahun 2011.
BERITA TERKAIT: