Mereka kerap meminta jatah menteri. Alasannya, ada sejumlah kepentingan yang perlu diamankan.
Merespons hal itu, pengamat politik Rico Marbun mengatakan di Amerika Serikat adanya lobi-lobi politik antara pemerintahan dengan para pengusaha itu merupakan hal lumrah terjadi.
“Jadi saking transparannya lobi itu biasa. Cuman di kita aja itu nyebut broker enggak ini, walaupun kenyataannya sebenarnya ada cuman ya bukan budaya kita melegalkan itu,†kata Rico dalam acara diskusi virtual, Obrolan Bareng Bang Ruslan, bertajuk "
Reshuffle Kabinet: Mencari Menteri Hebat", Selasa (15/12).
Meski demikian, Rico melihat dalam situasi politik Indonesia saat ini, pertimbangan mendengar para broker pasti dilakukan Jokowi dan menghadapakan pada situasi sulit.
"Jokowi pada posisinya memang serba sulit. Dia harus memastikan bahwa situasi dinamika
grassroot-nya saja, cabung kampret tidak selesai. Saling adu argumen di dunia maya dan nyata terasa,†jelasnya.
Dia mencontohkan, adanya program Omnibus Law milik pemerintah yang digadang-gadang sarat akan kepentingan para taipan, merupakan cara pemerintahan berdamai dengan para broker.
“Contoh omnibus law itu kan, terlepas dari pandanhan orang terhadap omnibus law, dia kan harus memastikan semua itu aman terkendali, jadi itung-itungan itu pasti ada di kepala Pak Jokowi,†tandasnya.
BERITA TERKAIT: