Sayang, untuk Pilkada Surabaya justru menjadi yang terendah. Partisipasi warga Surabaya dalam Pemilihan Walikota hanya mencapai 53 persen.
Itu memang masih data sementara dari 19 kabupaten/kota di Jatim yang menggelar Pilkada Serentak.
Hingga saat ini rekapitulasi tingkat kecamatan masih terus dilakukan. Kemudian naik ke rekapitulasi tingkat kota. Hingga akhirnya akan diketahui pasti tingkat partisipasi masyarakat di daerah mana yang terendah.
"Data ini diperoleh dari Bakesbangpol setempat. Data Parmas resmi masih menunggu hasil rekapitulasi di kabupaten/kota," jelas anggota KPU Jatim Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat, Gogot Cahyo Baskoro, Sabtu (12/12).
Partisipasi pemilih di Kota Surabaya memang hanya 53 persen. Tapi jika dibandingkan dengan Pilkada 2015, terdapat peningkatan, meski cuma 0,83 persen.
Di sisi lain, meski meraih angka lebih dari 70 persen, partisipasi masyarakat Jatim dalam Pilkada Serentak 2020 masih di bawah target KPU RI, yakni 77,5%n.
Hanya ada 5 daerah di Jatim yang mampu melampaui target KPU RI. Yaitu Kota Blitar (79,2%), Gresik (78,5%), Mojokerto (78%), Lamongan (77,9%) dan Tuban (77,6%).
"Secara umum parmas di Jatim lumayan bagus, walau dilaksanakan di era pandemi dibandingkan Pilkada 5 tahun sebelumnya," tambah Cahyo.
Berikut data sementara partisipasi masyarakat Jatim dalam gelaran Pilkada Serentak 2020:
1. Pacitan 66,66%
2. Ponorogo 74,67%
3. Ngawi 77,36%
4. Tuban 77,6%
5. Lamongan 77,9%
6. Gresik, 78,5%
7. Sidoarjo 71,7%
8. Mojokerto 78%
9. Kediri 65,23%
10. Trenggalek 67,59%
11. Blitar 66%
12. Malang 58%
13. Jember 58,50%
14. Banyuwangi 64%
15. Situbondo 77%
16. Sumenep 74%
17. Kota Pasuruan 68,07%
18. Kota Blitar 79,2%
19. Kota Surabaya 53%
Kabupaten/kota yang melampaui target nasional:
1. Tuban 77,6%
2. Lamongan 77,9%
3. Gresik 78,5%
4. Mojokerto 78%
5. Kota Blitar 79,2%
Kabupaten/kota yang mengalami penurunan:
1. Trenggalek 0,23%
2. Malang 0,39%
3. Kota Pasuruan 11,54%.
BERITA TERKAIT: