Dalam upacara itu, Presiden RI Joko Widodo mengenakan pakaian adat dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
‎Para peserta dan tamu undangan peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan juga mengenakan pakaian adat daerah.
Penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat juga dilakukan dengan sebagaimana mestinya seperti menggunakan masker, jaga jarak atau physical distancing dari tiap-tiap peserta upacara.
Kemudian, yang menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) bendera Merah Putih yakni Tim Sabang, antara lain Kadeng Sangra Wira dari Bali, Indriana Puspita dari Aceh, dan Muhammad Adzan dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sementara itu, beberapa pejabatan yang hadir seperti Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPR RI La Nyalla Mattalitti dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo pun tampak hadir mengikuti upacara di tempat kehormatan.
Bambang Soesatyo berkesempatan sebagai pembaca teks proklamasi. Kemudian Menteri Agama, Fahcrul Razi bertindak sebagai pembaca doa.
Berdasarkan keterangan pers dari Biro Pers Istana, pakaian adat yang dipakai Presiden Jokowi adalah kain motif Kaif berantai nunkolo. Motif sudah dimodifikasi dari bentuk belah ketupat (motif geometris) dengan batang tengah yang berartì sumber air dan bagian pinggir bergerigi melambangkan wilayah yang berbukit dan berkelok-kelok.
Warna merah melambangkan keberanian laki-laki. Nunkolo, aksesoris selain menambah indah kain tenun ada makna kegunaan praktis.
Dester (ikat kepala) atau Pilu ada 3 jenis Yi U Raja berbentuk dua tanduk kecil yang artinya fungsi Raja yang melindungi. Ikat di kepala sebagai penutup kepala sebagai pelindung yang menjadi tanda kebesaran Raja sebagai Mahkota.
Tas sirih pinang dan kapur budaya makan sirih pinang sebagai budaya pemersatu atau persatuan dan juga melambangkan tanda kasih dan hormat, maka kemanapun selalu membawa tas sirih pinang.
BERITA TERKAIT: