“Tanpa Papua, Indonesia itu terasa hampa. Kira-kira begitu bahasanya,†kata Adriana dalam webinar bertajuk “Papua Bukan Minnesotaâ€, Senin (15/6).
Terkait kekhawatiran isu rasialisme di Amerika Serikat berimbas ke Indonesia, Adriana menekankan, rasialisme berbeda dengan separatisme yang masih terjadi di Papua.
Ditambah, Indonesia berbeda dengan Amerika Serikat. Di mana masyarakat Indonesia memiliki beragam suku, bahasa, dan budaya.
Untuk itu, Adriana menyampaikan pemerintah perlu memperhatikan dua hal untuk menghindari isu rasialisme di Amerika bergeser atau dimanfaatkan oleh pihak tertentu sehingga bisa terjadi di Indonesia.
“Apa yang perlu diperhatikan pemerintah itu dua hal, untuk jangka pendek, yang pertama pemerintah harus membangun komunikasi politik,†kata Adriana.
Pemerintah harus menjelaskan mengenai perbedaan rasialisme di Minessota, Amerika Serikat dengan gerakan separatisme di Papua. Adriana menekankan, komunikasi tersebut harus tegas dan lugas disampaikan oleh Pemerintah sehingga rakyat tidak bingung dan mudah tergiring oleh isu rasialisme di Amerika Serikat.
“Yang kedua, untuk jangka panjang yaitu harus ada
grand policy yang jelas,†tegas Adriana.
Ditambahkan Andriana, upaya yang tela dilakukan untuk menyelesaikan persoalan Papua saat ini seperti diibaratkan hanya menangani asap atau percikan apinya saja. Sementara bara apinya masih menyala.
Hal tersebut, kata Adriana, disebabkan adanya potongan sejarah yang belum diselesaikan secara menyeluruh oleh Pemerintah Indonesia.