Menurutnya, warga negara Indonesia (WNI) yang memilih bergabung dengan ISIS harus mempertanggungjawabkan ikapnya sendiri tanpa membebani pemerintah.
"Siapa-siapa yang terdiri untuk dan atas nama dirinya, untuk kesenangan dirinya memilih ideologinya. Kemudian pergi dan ke luar dari Indonesia dan menempuh jalan surgawinya, tempuhlah jalanmu. Kau selamat atau kau tidak selamat itu urusanmu. Jangan lagi membebani negara dan pemerintah serta rakyat Indonesia dengan rencana pemulanganmu," ucap Ali Muchtar Ngabalin saat diskusi Crosscheck bertema 'Menimbang Kombatan ISIS Pulang' di Upnormal Coffe, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (9/2).
Bagi Ngabalin, orang yang telah memilih ideologi dan bergabung dengan ISIS secara terang-terangan mengecap Indonesia sebagai negara thogut.
"Karena kau sudah menyebutkan negara ini negara thogut, negara kafir dan merobek membakar paspornya, makan itu kau punya paspor (hilang)," tegas Ngabalin.
Adapun kabar rencana pemulangan sekitar 600 kombatan ISIS sebelumnya disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Namun berkembangnya waktu, Kepala BNPT, Suhardi Alius meluruskan bahwa pihaknya belum ada rencana pemulangan WNI eks ISIS.
Diakuinya, BNPT hanya menerima informasi dari beberapa lembaga intelijen internasional Timur Tengah, di mana BNPT masuk di dalam bagian komunitas internasional.
"Kami bagian komunitas internasional. Di situlah kami diinformasikan kalau ada sekian puluh ribu, di tiga camp di Suriah, FTF (fteroris asing) dengan keluarganya. Nah sekarang diinformasikan ada yang mengaku sebagai WNI," kata Suhardi Jumat lalu (7/2).
BERITA TERKAIT: